Rabu, 12 Januari 2011

MAKAM NABI MUHAMMAD SAW

Kalau kita sedang berada di Raudah dan menghadap qiblat, disebelah kiri kita ada sebuah bangunan persegi empat berwarna hijau tua yang anggun dan berwibawa serta memancarkan bau wangi-wangian. Bangunan ini asal mulanya adalah dua buah rumah, yaitu rumah Rasulullah dengan Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.




RAUDAH
Sejak wafatnya Rasulullah pada tahun 11 H / 632 M rumahnya terbagi menjadi dua, yaitu bagian arah kiblat (bagian selatan) untuk makam Nabi dan bagian utara untuk tempat tinggal Aisyah. Rumah ini sejak tahun 678 H /1279 M diatasnya dipsang kubah / dome sampai sekarang, jadi persis dibawah Green Dome (kubah hijau) terletak makam Nabi Muhammad SAW., Abu Bakar dan Umar pun dimakamkan dirumah itu dekat makam Nabi.


REKAYASA PENCURIAN JASAD RASULULLAH
Usaha-usaha mengambil jasad Rasulullah dari makamnya untuk dipindah ketempat lain sudah berkali-kali dilakukan orang, diantaranya yang terjadi pada tahun 557 H / 1163 M yang dilakukan oleh dua orang spanyol yang menyamar sebagai jamaah haji dari Maroko yang bermukim didekat makam Nabi Muhammad SAW. selama satu tahun di masa pemerintahan “Sultan Nuruddin Mahmud Zinky” yang menguasai Mesir dan Syria terkenal sebagai raja yang shaleh dan sangat memperhatikan Islam.

Syukur Alhamdulillah bahwa kedua jamaah haji gadungan tersebut tertangkap setelah Sultan menggeledah rumah yang mereka tempati, dan betapa terkejutnya Sultan melihat mereka telah menggali lubang / gowa menuju kearah Masjid Nabawi. Lubang tersebut telah menembus tembok masjid, hampir sampai tembok Makam Rasulullah. Dan yang lebih mengagetkan lagi adalah (menurut pengakuan kedua orang tersebut):

1) Mereka adalah dua orang Kristen dari Spanyol, datang ke Madinah menyamar sebagai jamaah haji dari Maroko.

2) Maksud kedatangannya adalah melaksanakan tugas suci dari Liga Kristen International untuk mengambil jasad Nabi Muhammad SAW. dan membawanya ke Eropa, serta semua biaya ditanggung oleh liga tersebut.

Setelah mengakui semua perbuatannya, mereka dipenggal lehernya disebelah timur makam Rasulullah di saksikan oleh semua penduduk kota Madinah.

Sumber : Buku Agenda Haji (Drs. Umay M. Dja'far Shiddieq, MA)

MIMBAR NABI MUHAMMAD

Pada tahun pertama Hijriyah, Rasulullah sudah berdiri di atas mimbar setiap beliau berkhotbah, yang mana sebelumnya beliau selalu berdiri diatas gundukan tanah yang disampinya ada batang pohon kurma untuk bersandar. Ketika Nabi untuk pertama kalinya naik mimbar yang baru (terbuat dari kayu) maka menangislah batang kurma itu laksana suara onta yang menangis karena kehilangan anaknya.


Suara tangis itu semakin keras sampai terdengar oleh Nabi Muhammad SAW. Para sahabat dan pendengar lainnya merasa iba dan belas kasihan, maka turunlah Rasulullah dari mimbar dan memeluknya seraya berkata; “Mana yang lebih kau pilih, hidup lagi dengan rimbun dan subur atau aku meminta kepada Allah agar kau menjadi salah satu pepohonan di surga”, kemudian Nabi Muhammad SAW, memerintahkan kepada sahabatnya untuk menguburkan batang kurma itu dibawah mimbar.

Pada zaman Mu’awiyah mimbar Rasulullah diperbaiki dan ditambah tingginya sehingga menjadi Sembilan tingkat. Masjid Nabawi terbakar berat tahun 654 H / 1256 M dan mimbarpun ikut terbakar, kemudian kayu-kayu sisanya dikumpulkkan dalam satu peti dan ditanam ditempat itu juga berdampingan dengan batang pohon kurma. Adapun mimbar yang dapat kita lihat sekarang ini adalah dibuat oleh Multan Muraad Al-Utsmani pada tahun 1600..M. Mimbar ini terletak tepat di mimbar Nabi, terbuat dari batu pualan terukir sangat cantik, unik dan indah sehingga menjadi salah satu keajaiban dunia pada masa itu.

MIHRAB NABI MUHAMMAD SAW.
Mihrab adalah tempat imam shalat berjamaah di masjid yang biasanya berbentuk kurve/ lengkungan setengah lingkaran di bagian depan masjid.

Ketika Nabi Muhammad SAW. membangun Masjidnya, mihrab ini ikut dibuat, namun Nabi (yang selalu menjadi imam shalat) selalu ada pada tempat yang sama yaitu di sebelah timur mimbar kurang lebih 6 meter. Pada tahun 90 H / 712 M Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar membuat sebuah kurve di atas tempat tersebut, yang kemudian dinamakan Mihrab Nabi.

Lokasi Mihrab Masjid Nabawi yang sekarang dipergunakan sebagai tempat imam waktu shalat berjamaah, disebut Mihrab Utsmani karena lokasi mihrab ini adalah tempat imam setelah Masjid Nabawi diperluas oleh Sayyidina Utsman bin Affan, pada tahun 29 H /649 M.

Jadi kalau kita shalat ditempat yang mulia ini, berarti melakukan shalat ditempat Rasulullah melakukan shalat. Shalatlah dan berdo’alah di tempat suci ini, niscaya Allah menerima shalat dan mengabulkan permintaan anda.